Jika anda tersesat masuk halaman ini dan terpaksa harus membaca seterusnya, selamat datang saya ucapkan terlebih dahulu di artikel ke 35 dari pemilik blog ini. Di mulai dari tahun 2015, jumlah artikel tersebut sungguh miskin terhitung hingga tahun sekarang.
Tahun 2018, bagi saya adalah tahun Dilan. Dilanda kegalauan dan keputusasaan. Merasa segala keberuntungan dicabut dari sisi saya, penuh kegagalan menjalani apapun. Saya katakan adalah tahun yang berat, ini masa saya tengah hinggap di Quarter Life Crisis. “Mau dibawa kemana hidup ini?” “Kok gini-gini saja.” Kalimat-kalimat itu terus menghantui pikiran. Pertanyaan dari diri sendiri tentang kehidupan kini dan ke depannya.
Titik perenungan saya akan kilas balik waktu dan masa depan bukan pada malam Tahun Baru, namun kala dihampiri Bulan Ramadhan 2018. Seraya terus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta selama tiga puluh hari, saya menginginkan hal yang baru pada hidup ini agar lebih baik ke depannya. Tahun-tahun sebelumnya saya sering memohon, Ya Allah berilah perubahan pada diri hamba. Pada malam itu saya membuka Al-Qur’an beserta terjemahan, diterangkanlah bahwasanya Allah tidak akan mengubah nasib kaum-Nya sebelum mereka mengubah nasibnya sendiri.
Tertampar dengan ayat tersebut.
Kenapa mengharapkan perubahan datang menghampiri? Kenapa bukan diri ini yang seharusnya mengubah? Saya yang melakoni hidup ini, ya saya yang harusnya tahu mau dibawa kemana.
Orang lain kerja, saya pun juga kerja. Lalu apa bedanya? Saya ingin melakukan lebih di luar orang lain kerjakan. Keluar dari comfort zone yang membedakan dari kebanyakan orang jarang lakukan, but what is that? Sesuatu, entah alam bawah sadar, menerangkan akan passion saya di dunia penulisan. Karena kini status sudah bukan mahasiswa yang berkecimpung tentang karya tulis ilmiah yang harus serius, saya pun memilih blogging yang cocok untuk dilakoni dan lebih santai. Bukankah masih sedikit yang bergelut blogging, bahkan teman-teman saya tidak.
Itulah permulaan akhirnya saya memulai serius menjadi narablog.
Dipertemukan kembali dengan blog seperti dipertemukan dengan kekasih lama yang dicampakkan.
Memerdekakan Diri Ngeblog di Tahun 2018
Memutar lelah menjadi lillah, di masa-masa berat sebagai mahasiswa, kusyukuri setiap jengkal perjalanan itu dalam larikan kata-kata di blog. Demi mengingatkan saya di suatu hari bahwa saya pernah berjuang bersama rekan-rekan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam jas almamater, saya pun membuka kembali artikel pertama yang tertuang di tahun itu 2015. Semangat yang dipenuhi idealis kala itu demi memerankan agen perubahan. Gagasan yang terwujudkan Bersama Masyarakat Desa Bumiaji Menyulap Limbah Kulit Kelinci Menjadi Produk Eksotis dengan harapan membangkitkan kejayaan peternakan kelinci di desa tersebut. Masa yang jika kuingat kembali sungguh sulit, ternyata mampu dijalani bersama, kini kubaca dengan senyuman. Betapa saya bangga dengan saya yang dulu. Tulisan yang saya tulis sendiri malah menasehati saya yang sekarang untuk terus menginspirasi dan berbagi kebaikan sebagai insan kepada sesama.
Itulah artikel pertama dan satu-satunya di tahun 2015. Tidak ada sambungan untuk diceritakan pada tahun-tahun berikutnya. Blog inipun terlupakan. Mungkin kalau ada laba-laba mau masuk, dia bakal merajut sarang yang begitu banyak di dalam sini saking kosongnya. Rentang tahun dari 2015 hingga 2018 adalah jeda panjang, yang akhirnya saya sudahi di pertengahan 2018.
Namun memulai ngeblog kembali bukan perkara mudah. Saya sempat tersendat karena tidak memiliki laptop. Bagaimana mau menayangkan di blog jika tidak ada alatnya. Saya ragu untuk blogging. Namun kisah nyata J.K Rowling menginspirasi saya untuk menebas hambatan. Karya fantasi Harry Potter bukan dihasilkannya di atas laptop pada mulanya, namun dari secarik kertas tisu yang ditulis di Cafe Nicholson. Saking miskinnya tidak mampu membayar biaya fotocopy, dia mengetik ulang naskah di mesin tik tua manual murah beberapa copy demi mengirimkannya ke beberapa penerbit. Ajaib seperti sihir, tidak disangka, karyanya menjadi populer dan lanjut mencapai series novel ke tujuh.
Memulai berkarya tidak perlu menunggu memiliki fasilitas canggih, apa yang ada bisa digunakan. Tidak ada laptop, bukankah masih ada smartphone Android. Toh smartphone biasa untuk mengetik chat dan update status. Saya pun download aplikasi Ms. Office, WordPress, dan Canva. Juga beli paketan internet. Yeah! I did it! Berhasil mempublishkan artikel seakan memerdekakan diri dari keraguan teknologi. Hingga akhirnya saya memakai laptop, sebenarnya laptop milik saudara yang jarang dan saya pinjam. Saya semakin produktif ngeblog dengan layar lebar dan lega.
Merasa merdeka, merasa bebas mengekspresikan diri melalui rangkaian kata demi kata, saya semakin berkurang untuk mengutuki diri. Lebih mensyukuri bahwa saya lebih dari yang saya ketahui setelah menemukan passion.
Karena dengan ngeblog, hidup saya serasa menyala.
Hidup lebih produktif .
Asyiknya Jadi Narablog di Era Digital
Indahnya hidup di era digital memudahkan narablog dengan hadirnya teknologi. Mau pakai laptop atau smartphone pun dikerjakan. Artikel mudah disebarkan di media digital agar bisa dibaca dan menjangkau orang banyak.
“Ngapain sih ngeblog? Emang bisa apa?” Beberapa teman mempertanyakan ini ketika kerap mendapati saya share link artikel.
Saya masih newbie di dunia blogging. Belum ada setahun menjadi narablog kalau perhitungan dari keputusan saya kembali menulis artikel. Dibandingkan mereka yang sudah expert, traffic tinggi dan berkembang tulisannya, memang saya tidak ada apa-apanya yang hanya berdomain gratisan. Namun bukan berarti saya tidak mendapatkan apa dari aktivitas blogging ini, ada capaian yang saya rasakan selama menjalani hidup sebagai narablog.
1# Self Healing
Kebanyakan orang yang menulis itu mesti mellow suka memendam perasaan sendiri. Benar atau tidak? Saya setuju. Beban emosional berlahan terlepas, ketika saya mencurahkan segala unek-unek mulai pekerjaan maupun keluarga, impian, pengalaman, juga pengetahuan. Dengan menulis lepas di blog, saya menyembuhkan diri sendiri, serasa bisa merasakan proses pengeluaran energi-energi negatif yang ada pada diri sendiri. Seperti BJ Habibie, presiden ke 3 RI, sepeninggal istri tercintanya ibu Ainun. Emosi beliau semakin membaik setelah menuliskan semua kisah hidupnya.
2# Menebarkan Kebaikan dan Kebahagiaan Senang rasanya mendapatkan tanggapan positif dari orang yang membaca artikel saya. Secara tidak langsung dengan menjadi narablog telah memberikan kontribusi positif dengan informasi yang dibutuhkan mereka. Menjadi narablog juga harus memberikan andil besar dalam penyebaran informasi, saya berusaha memberikan konten yang bermanfaat demi menangkal hoak-hoak yang bertebaran. Wih, jadi narablog sudah kayak jadi jurnalis saja, that’s why saya bangga dengan profesi ini.
3# Become Better Writer
Mau menjadi penulis ya harus nulis. Blog itu wadah mengasah tulisan. Saya setiap bulan konsisten menyumbang artikel di blog ini, kerasa banget tulisan semakin berkembang dari waktu ke waktu. Artikel blog juga bisa dibukukan loh! Alhamdulillah artikel saya Sudahkah Mengenal Beragam Jenis aksara Nusantara? Yuk Melek di Museum Huruf Jember akan dibukukan oleh Blogger Jember Sueger bersama blogger lain. Ditunggu semoga tahun ini bisa terbit deh.
4# Learn More
Jangan disangka menulis di blog hanya nulis saja. Di era digital ini, narablog harus kreatif. Artikel blog juga harus disajikan dengan gambar dan video menarik. Karenanya saya pun belajar editing dan desain seperti membuat infografis. Banyak pelajaran dari ngeblog.
5# Build A Network
Jaringan pertemanan di dunia blog kerasa banget. Tahu si travel blogger, beauty blogger, parenting blogger. Wah jadi orang kaya kalau kita memiliki banyak teman. Percaya deh! Dari mereka, saya mendapatkan banyak ilmu blogging dan juga sharing.
6# Sell Self Product
Blog adalah ‘rumah’ saya makanya bebas menulis apapun. Tidak hanya menulis tentang pengalaman maupun pengetahuan, saya juga memasarkan produk sendiri. Yakni novel perdana saya. Meski jarang yang mereview novel ini, setidaknya kalau searching di google bakal menemukan linknya, ya karena saya yang mengulasnya haha. Ya siapa lagi kalau bukan saya yang mempromosikan.
7# Get Income
Blog saya hanya domain gratisan, iklan numpang saja tidak ada. Nah darimana uang dihasilkan? Saya mendapatkan rejeki ngeblog dari tawaran sponsored post dari perusahaan untuk mempromosikan produknya dan juga dari lomba blog. Yang terakhir ini yang paling banyak menyumbang income. Kalau orang kantor gajiannya di tanggal tua, sedangkan bila memenangkan lomba blog hadiahnya diterima bisa di awal, tengah maupun akhir tergantung penyelenggara. Tidak hanya uang tunai, hadiah gadget pun saya peroleh. Itulah asyiknya jadi narablog.
Resolusi Ngeblog di Tahun 2019
Menjadi narablog itu tidak hanya mendatangkan manfaat pada diri saya sendiri, juga kepada pembaca. Karenanya saya tidak ingin berhenti menjadi narablog. Tahun 2018 adalah tahun pemulaian saya untuk bersemangat blogging. Namun saya tidak ingin berpuas diri, banyak harapan di tahun baru 2019 ini agar terus berkembang dalam blogging. Yang jelas, saya ingin konsisten menulis, memperbaiki kualitas, lebih kreatif memberikan konten yang menarik, dan lebih menginspirasi banyak orang. Lebih dari itu, saya memiliki empat resolusi blogging yang paling ingin saya wujudkan agar lebih terealitas.
- Memiliki Laptop Pribadi
Sebelum melangkah lebih jauh, saya sungguh mendambakan memiliki laptop sendiri. Lama-lama pakai laptop pinjam sungkan juga, lebih nyaman punya sendiri. Lebih bebas waktu memakainya. Saya sedang menabung, semoga dengan memiliki laptop sendiri bisa mengenjot prestasi dalam blogging.
- Merambah ke Niche Beauty
Niche blog ini dari awal bisa dikatakan lebih gado-gado, banyak hal yang dibahas. Gadget iya, lifestyle iya. Hingga saya menulis [Review] Vaseline Healthy White UV Lightening Lotion, Cara Memutihkan Kulit Hanya 2 Minggu, Beneran?, mulailah saya menyukai topik Beauty. Dasarnya cewek yang menyukai perawatan diri, saya kepincut untuk membahas skincare. Untuk mereview niche Beauty, harus memiliki produk-produknya dong ya, tentunya saya harus menabung dan menyisihkan uang untuk membeli tiap bulannya. Setidaknya bisa mereview satu kali sebulan karena harus mencoba produknya kurang lebih dua minggu terlebih dulu agar terlihat nyata hasilnya. Ribet sih, tapi saya tertantang menjadi Beauty Blogger.
- Menghadiri Event Blogger dan Komunitas
Lingkup pertemanan blogger saya masih kecil sekedar sapa di media sosial saja. Untuk komunitas blogger di kota saya pun tidak ada, ya tidak ada blogger sesama kota, maklum kota saya sebatas kabupaten. Semoga banyak waktu dan kesempatan tahun ini agar saya bisa keluar kota untuk bisa berkumpul dan sharing langsung dengan para blogger lainnya.
- Membuat Pelatihan Blog Gratis
Buat apa ngeblog kalau hanya dinikmati sendiri? Sesungguhnya ilmu bermanfaat kalau dibagikan. Memang saya masih awam dalam blogging, bukan apa-apa dibandingkan yang senior. Namun setitik ilmu lebih berarti jika dibagi daripada tidak sama sekali.
Menjadi narablog adalah pilihan hidup saya, jalan untuk bisa berbagi kebaikan dan kebahagiaan untuk semua. Siapapun bisa menjadi narablog di era digital ini dengan kemudahan teknologi, hayo kamu juga ikutan! Hidup di era digital, saatnya jadi good influencer.
Salam blogging,
- AS
Leave a comment